dalam penulisan proposal penelitian tindakan matematika yang telah saya buat:
Uji t digunakan untuk menganalisis perbedaan prestasi siswa yang diajar dengan model pembelajaran yang dikembangkan dan yang diajar dengan cara konvensional. Analisis regresi ganda digunakan untuk menganalisis kontribusi diklat pengembangan model pembelajaran terhadap keterampilan mengajar bagi guru SD Selo Boyolali Jawa Tengah.
5. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ini secara keseluruhan dapat diringkas menjadi tiga langkah utama. Ke-tiga langkah utama diurakan singkat di bawah.
Kegiatan pertama, studi pendahuluan dan penyusunan model secara konseptual, yang dirinci menjadi enam langkah. 1) Mengkajian teori-teori yang relevan, yaitu implementasi kurikulum dan pembelajaran, konsep kualitas pembelajaran, hakekat matematika, konsep stretegi pembelajaran kontekstual, dan konsep lesson study; 2) Menyusun instrumen penelitian, yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman analisis dokumentasi; 3) Melakukan survei pembelajaran di SD Selo Boyolali Jawa Tengah; 4) Focus Group Discussion (FGD) analisis hasil survei pemebelajaran di SD Selo Boyolali Jawa Tengah; 5) Workshop penyusunan buku strategi pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study,; dan 6) FGD me-review buku strategi pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study yang telah disusun.
Hasil survei pembelajaran pada tahap ini merupakan dasar untuk pengembangan pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study. Survei dilakukan di 10 SD pada 10 Desa Selo Boyolali Jawa Tengah pasca bencana erupsi merapi, melibatkan pengambil kebijakan, guru SD kelas IV dan V, dan ahli pendidikan matematika. Semua komponen ini terlibat dalam FGD untuk mempersiapkan konsep model yang akan dikembangkan. FGD juga dilakukan untuk mereview konsep yang telah dirancang.
Kegiatan kedua, penyusunan model pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study secara konseptual, yang dirinci menjadi enam langkah. 1) Mengkajian teori-teori yang relevan, yaitu pengembangan silabus matematika SD, pengembangan materi ajar matematika SD, pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan bahan ajar matematika SD; 2) Menyusun instrumen penelitian, yaitu form pengembangan materi ajar matematika SD, form pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, form instrumen evaluasi pembelajaran, dan form pengembangan bahan ajar matematika SD; 3) Workshop pengembangan materi ajar dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika kontekstual di SD, 4) Workshop penyusunan instrumen evaluasi pembelajaran dan penyusunan bahan ajar matematika kontekstual di SD; dan 6) FGD me-review model pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study yang telah disusun.
Kegiatan ketiga, menganalisis dan menguji efektivitas pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study, yang dirinci menjadi sembilan langkah. 1) Menyusun instrumen penelitian, yaitu pedoman observasi pembelajaran, angket persepsi guru tentang pembelajaran, dan tes hasil belajar; 2) Workshop penerapan pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study; 3) Peer teaching pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study; 4) Ujicoba terbatas penerapan pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study, yaitu di empat SD pada empat Desa Selo Boyolali Jawa Tengah; 5) FGD analisis hasil uji coba pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study di SD Selo Jawa Tengah; 6) Eksperimen penerapan pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study, yaitu pada enam SD di enam Desa Selo Boyolali Jawa Tengah; 7) Workshop analisis hasil eksperimen pembelajaran yang dikembangkan; 8) FGD penyempurnaan pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study; dan 9) Desiminasi pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study.
Penentuan SD sebagai tempat penerapan model pembelajaran yang dikembangkan, baik untuk ujicoba maupun eksperimen pada 10 Desa di Selo dilakukan konsultasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali dan UPTD Selo. Penerapan model yang dikembangkan dan dampaknya dengan pendekatan penelitian tindakan kelas, eksperimen, dan korelasional.
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERBASIS LESSON
STUDY DI SD PASCA BENCANA ERUPSI MERAPI SELO BOYOLALI JAWA TENGAH
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggung jawabkan (Sutama, 2010: 183). Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
Metode penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian tahun 1, yaitu untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup : (1) kondisi strategi pembelajaran matematika di SD yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, sarana-prasarana, biaya pengelolaan, dan lingkungan.
Metode evaluatif, digunakan dalam penelitian tahun 2, yaitu untuk mengevaluasi proses penyusunan dan pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan.
Metode eksperimen, digunakan dalam penelitian tahun 3, untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah para guru, kepala sekolah, dan siswa SD pasca bencana erupsi merapi di Selo Boyolali Jawa Tengah. Subjek penenelitian lainnya adalah ahli pendidikan, dan pengambil kebijakan. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian.
a.Pada saat survei dipilih 10 SD pasca bencana erupsi merapi di 10 Desa Selo Boyolali Jawa Tengah. Subjek penelitian yang disurvei adalah guru SD kelas IV dan V.
b.Menentukan empat SD pasca bencana erupsi merapi di empat Desa Selo Boyolali Jawa Tengah, sebagai tempat ujicoba model pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study secara terbatas. Pelaku ujicoba adalah guru matematika SD kelas IV dan V.
c.Subjek penelitian pada waktu implementasi model secara lebih luas adalah guru dan siswa di enam SD pasca bencana erupsi merapi di enam Desa Selo Boyolali Jawa Tengah, yang diasumsikan mewakili SD di wilayah Selo Boyolali Jawa Tengah.
d.Subjek penelitian yang mewakili pengambil kebijakan adalah pejabat di Disdikpora Boyolali dan UPTD Selo (Kasubdin dan pengawas, masing-masing dua orang).
e. Subjek penelitian yang mewakili ahli pendidikan dipilih ahli metode dan strategi pembelajaran, ahli pengembangan model pembelajaran, dan person yang memiliki keahlian pendidikan matematika.
3. Metode pengumpulan
Metode pengumpulan data penelitian tahun 1, menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Penelitian tahun 2, menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian tahun 3, menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, tes, dan angket. Berikut ini penjelasan teknik-teknik yang dimaksud.
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan (Nasution, dalam Sugiyono, 2006). Pengumpulan data dengan cara observasi adalah pengumpulan data dengan mengamati objek penelitiannya. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif dan nonpartisipati. Observasi partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan cara peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang diteliti yang digunakan sebagai sumber penelitian (Sugiyono, 2006). Data yang dikumpulkan melalui observasi partisipatif di antaranya data-data mengenai ujicoba terbatas untuk mengetahui efektivitas model, data-data efektivitas diklat pengembangan model, dan data-data mengenai implementasi model pada sekolah yang lebih luas. Adapun data yang dikumpulkan dengan observasi nonpartisipatif adalah tanggapan dan perilaku siswa ketika diterapkan model yang dikembangkan.
Data yang digali melalui wawancara adalah data mengenai: (1) persepsi guru terhadap model yang dikembangkan, kelemahan, kelebihan, dan kemungkinan penerapannya di dalam pembelajaran, tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru yang menerapkan model yang dibuat peneliti, kesulitan yang dialami oleh guru dalam menerapakan model itu, masukan guru untuk perbaikan model yang telah diujicobakan, (2) pendapat guru dan siswa mengenai faktor penghambat dan pendukung implementasi model yang telah disusun peneliti, pendapat mengenai kemungkinannya guru mengembangkan model sendiri, tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dikembangkan, dan masukan guru untuk perbaikan model tersebut dan untuk implementasinya.
Wawancara yang dilakksanakan adalah wawancara mendalam (indepth interviewing), atau wawancara bebas. Wawancara bebas atau tak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan peneliti tanpa menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya secara dan lengkap (Sugiyono, 2006: 263).
Tes dipakai untuk menggali data mengenai hasil belajar matematika. Tes dibuat sesuai dengan materi yang dikembangkan dan kisi-kisi yang telah dibuat oleh guru bersama peneliti.
Angket memrupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertnyaan atau poernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2006: 158). Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi guru terhadap model yang dikembangkan dan faktor penghambat dan pendorong implementasi model pembalajaran yang dikembangkan.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan focus group discussion (FGD). FGD dilakukan dalam rangka need assesment dan mendapat masukan untuk menyusun model yang akan dikembangkan, untuk mengevaluasi konsep model, dan hal-hal lain yang terkait dengan penyusunan model pembelajaran yang dikembangkan. Di samping itu, FGD juga dilakukan untuk menyusun buku pedoman implementasi model pembelajaran tersebut. Peserta FGD, yaitu guru, peneliti, ahli pendidikan (yang bukan guru), pengambil kebijakan di bidang pendidikan.
4. Teknik analisis data
Teknik analisis data pada penelitian tahun 1, menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian tahun 2, menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian tahun 3, menggunakan analisis deskriptif kualitatif, uji t, dan analisis regresi ganda.
Analisis data deskriptif kualitatif dipakai untuk menganalisis: (1) data strategi pembelajaran yang dilakukan responden, (2) data faktor pendorong dan penghambat pembelajaran matematika, (3) data peningkatan kualitas pembelajaran.
Analisis data kualitatif terdiri atas tiga proses yang berkaitan, yaitu: mendeskripsikan, mengklasifikasikannya, dan melihat bagaimana konsep-konsep yang muncul itu satu dengan lainnya berkaitan. Ada tiga model analisis menurut Moleong (2007: 287)., yaitu: (1) metode perbandingan tetap, (2) metode analisis menurut Spradley, dan (3) metode analisis data menurut Milles dan Huberman. Dari ketiganya, penelitian ini menggunakan metode analisis data menurut Miles dan A. Michael Huberman (1992).
Analisis kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verfikasi. Redukasi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data adalah penyajian sekumpulan informasi yang tersusun yang memungkinkan dilakukan penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering dilakukan pada penelitian kualitatif adalah penyajian dengan teks naratif. Selain itu, penyajian dapat dibantu dengan matriks, grafik, jaringan, dan atau bagan. Penarikan simpulan/verifikasi merupakan kegiatan yang penting. Artinya, dalam kegiatan ini peneliti menarik simpulan dan melakukan verifikasi yang mengarah kepada jawaban dari permasalahan yang dinyatakan (Miles dan A. Michael Huberman, 1992: 15-17). Model analisis yang digunakan dalam penelitian adalah model interaktif seperti diilustrasikan pada gambar di bawah.
1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggung jawabkan (Sutama, 2010: 183). Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
Metode penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian tahun 1, yaitu untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup : (1) kondisi strategi pembelajaran matematika di SD yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, sarana-prasarana, biaya pengelolaan, dan lingkungan.
Metode evaluatif, digunakan dalam penelitian tahun 2, yaitu untuk mengevaluasi proses penyusunan dan pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan.
Metode eksperimen, digunakan dalam penelitian tahun 3, untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah para guru, kepala sekolah, dan siswa SD pasca bencana erupsi merapi di Selo Boyolali Jawa Tengah. Subjek penenelitian lainnya adalah ahli pendidikan, dan pengambil kebijakan. Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan memperhatikan tujuan penelitian.
a.Pada saat survei dipilih 10 SD pasca bencana erupsi merapi di 10 Desa Selo Boyolali Jawa Tengah. Subjek penelitian yang disurvei adalah guru SD kelas IV dan V.
b.Menentukan empat SD pasca bencana erupsi merapi di empat Desa Selo Boyolali Jawa Tengah, sebagai tempat ujicoba model pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study secara terbatas. Pelaku ujicoba adalah guru matematika SD kelas IV dan V.
c.Subjek penelitian pada waktu implementasi model secara lebih luas adalah guru dan siswa di enam SD pasca bencana erupsi merapi di enam Desa Selo Boyolali Jawa Tengah, yang diasumsikan mewakili SD di wilayah Selo Boyolali Jawa Tengah.
d.Subjek penelitian yang mewakili pengambil kebijakan adalah pejabat di Disdikpora Boyolali dan UPTD Selo (Kasubdin dan pengawas, masing-masing dua orang).
e. Subjek penelitian yang mewakili ahli pendidikan dipilih ahli metode dan strategi pembelajaran, ahli pengembangan model pembelajaran, dan person yang memiliki keahlian pendidikan matematika.
3. Metode pengumpulan
Metode pengumpulan data penelitian tahun 1, menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket. Penelitian tahun 2, menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian tahun 3, menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, tes, dan angket. Berikut ini penjelasan teknik-teknik yang dimaksud.
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan (Nasution, dalam Sugiyono, 2006). Pengumpulan data dengan cara observasi adalah pengumpulan data dengan mengamati objek penelitiannya. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif dan nonpartisipati. Observasi partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan cara peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang diteliti yang digunakan sebagai sumber penelitian (Sugiyono, 2006). Data yang dikumpulkan melalui observasi partisipatif di antaranya data-data mengenai ujicoba terbatas untuk mengetahui efektivitas model, data-data efektivitas diklat pengembangan model, dan data-data mengenai implementasi model pada sekolah yang lebih luas. Adapun data yang dikumpulkan dengan observasi nonpartisipatif adalah tanggapan dan perilaku siswa ketika diterapkan model yang dikembangkan.
Data yang digali melalui wawancara adalah data mengenai: (1) persepsi guru terhadap model yang dikembangkan, kelemahan, kelebihan, dan kemungkinan penerapannya di dalam pembelajaran, tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru yang menerapkan model yang dibuat peneliti, kesulitan yang dialami oleh guru dalam menerapakan model itu, masukan guru untuk perbaikan model yang telah diujicobakan, (2) pendapat guru dan siswa mengenai faktor penghambat dan pendukung implementasi model yang telah disusun peneliti, pendapat mengenai kemungkinannya guru mengembangkan model sendiri, tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dikembangkan, dan masukan guru untuk perbaikan model tersebut dan untuk implementasinya.
Wawancara yang dilakksanakan adalah wawancara mendalam (indepth interviewing), atau wawancara bebas. Wawancara bebas atau tak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan peneliti tanpa menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya secara dan lengkap (Sugiyono, 2006: 263).
Tes dipakai untuk menggali data mengenai hasil belajar matematika. Tes dibuat sesuai dengan materi yang dikembangkan dan kisi-kisi yang telah dibuat oleh guru bersama peneliti.
Angket memrupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertnyaan atau poernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2006: 158). Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai persepsi guru terhadap model yang dikembangkan dan faktor penghambat dan pendorong implementasi model pembalajaran yang dikembangkan.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan focus group discussion (FGD). FGD dilakukan dalam rangka need assesment dan mendapat masukan untuk menyusun model yang akan dikembangkan, untuk mengevaluasi konsep model, dan hal-hal lain yang terkait dengan penyusunan model pembelajaran yang dikembangkan. Di samping itu, FGD juga dilakukan untuk menyusun buku pedoman implementasi model pembelajaran tersebut. Peserta FGD, yaitu guru, peneliti, ahli pendidikan (yang bukan guru), pengambil kebijakan di bidang pendidikan.
4. Teknik analisis data
Teknik analisis data pada penelitian tahun 1, menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian tahun 2, menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian tahun 3, menggunakan analisis deskriptif kualitatif, uji t, dan analisis regresi ganda.
Analisis data deskriptif kualitatif dipakai untuk menganalisis: (1) data strategi pembelajaran yang dilakukan responden, (2) data faktor pendorong dan penghambat pembelajaran matematika, (3) data peningkatan kualitas pembelajaran.
Analisis data kualitatif terdiri atas tiga proses yang berkaitan, yaitu: mendeskripsikan, mengklasifikasikannya, dan melihat bagaimana konsep-konsep yang muncul itu satu dengan lainnya berkaitan. Ada tiga model analisis menurut Moleong (2007: 287)., yaitu: (1) metode perbandingan tetap, (2) metode analisis menurut Spradley, dan (3) metode analisis data menurut Milles dan Huberman. Dari ketiganya, penelitian ini menggunakan metode analisis data menurut Miles dan A. Michael Huberman (1992).
Analisis kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verfikasi. Redukasi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data adalah penyajian sekumpulan informasi yang tersusun yang memungkinkan dilakukan penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering dilakukan pada penelitian kualitatif adalah penyajian dengan teks naratif. Selain itu, penyajian dapat dibantu dengan matriks, grafik, jaringan, dan atau bagan. Penarikan simpulan/verifikasi merupakan kegiatan yang penting. Artinya, dalam kegiatan ini peneliti menarik simpulan dan melakukan verifikasi yang mengarah kepada jawaban dari permasalahan yang dinyatakan (Miles dan A. Michael Huberman, 1992: 15-17). Model analisis yang digunakan dalam penelitian adalah model interaktif seperti diilustrasikan pada gambar di bawah.
Uji t digunakan untuk menganalisis perbedaan prestasi siswa yang diajar dengan model pembelajaran yang dikembangkan dan yang diajar dengan cara konvensional. Analisis regresi ganda digunakan untuk menganalisis kontribusi diklat pengembangan model pembelajaran terhadap keterampilan mengajar bagi guru SD Selo Boyolali Jawa Tengah.
5. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ini secara keseluruhan dapat diringkas menjadi tiga langkah utama. Ke-tiga langkah utama diurakan singkat di bawah.
Kegiatan pertama, studi pendahuluan dan penyusunan model secara konseptual, yang dirinci menjadi enam langkah. 1) Mengkajian teori-teori yang relevan, yaitu implementasi kurikulum dan pembelajaran, konsep kualitas pembelajaran, hakekat matematika, konsep stretegi pembelajaran kontekstual, dan konsep lesson study; 2) Menyusun instrumen penelitian, yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman analisis dokumentasi; 3) Melakukan survei pembelajaran di SD Selo Boyolali Jawa Tengah; 4) Focus Group Discussion (FGD) analisis hasil survei pemebelajaran di SD Selo Boyolali Jawa Tengah; 5) Workshop penyusunan buku strategi pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study,; dan 6) FGD me-review buku strategi pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study yang telah disusun.
Hasil survei pembelajaran pada tahap ini merupakan dasar untuk pengembangan pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study. Survei dilakukan di 10 SD pada 10 Desa Selo Boyolali Jawa Tengah pasca bencana erupsi merapi, melibatkan pengambil kebijakan, guru SD kelas IV dan V, dan ahli pendidikan matematika. Semua komponen ini terlibat dalam FGD untuk mempersiapkan konsep model yang akan dikembangkan. FGD juga dilakukan untuk mereview konsep yang telah dirancang.
Kegiatan kedua, penyusunan model pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study secara konseptual, yang dirinci menjadi enam langkah. 1) Mengkajian teori-teori yang relevan, yaitu pengembangan silabus matematika SD, pengembangan materi ajar matematika SD, pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan bahan ajar matematika SD; 2) Menyusun instrumen penelitian, yaitu form pengembangan materi ajar matematika SD, form pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, form instrumen evaluasi pembelajaran, dan form pengembangan bahan ajar matematika SD; 3) Workshop pengembangan materi ajar dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran matematika kontekstual di SD, 4) Workshop penyusunan instrumen evaluasi pembelajaran dan penyusunan bahan ajar matematika kontekstual di SD; dan 6) FGD me-review model pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study yang telah disusun.
Kegiatan ketiga, menganalisis dan menguji efektivitas pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study, yang dirinci menjadi sembilan langkah. 1) Menyusun instrumen penelitian, yaitu pedoman observasi pembelajaran, angket persepsi guru tentang pembelajaran, dan tes hasil belajar; 2) Workshop penerapan pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study; 3) Peer teaching pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study; 4) Ujicoba terbatas penerapan pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study, yaitu di empat SD pada empat Desa Selo Boyolali Jawa Tengah; 5) FGD analisis hasil uji coba pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study di SD Selo Jawa Tengah; 6) Eksperimen penerapan pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study, yaitu pada enam SD di enam Desa Selo Boyolali Jawa Tengah; 7) Workshop analisis hasil eksperimen pembelajaran yang dikembangkan; 8) FGD penyempurnaan pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study; dan 9) Desiminasi pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study.
Penentuan SD sebagai tempat penerapan model pembelajaran yang dikembangkan, baik untuk ujicoba maupun eksperimen pada 10 Desa di Selo dilakukan konsultasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali dan UPTD Selo. Penerapan model yang dikembangkan dan dampaknya dengan pendekatan penelitian tindakan kelas, eksperimen, dan korelasional.
Posting Komentar