Mengahadapi
sejumlah pembelajaran, berbagai pesan yang terkandung dalam bahan ajar
meningkatkan kemampuan pembelajar dan proses memperoleh pengalaman. Maka
setiap guru memerlukan pengetahuan tentang pendekatan pembelajaran.
Suatu prasyarat teknis untuk dapat mempelajarkan adalah bahwa seorang
pembelajar (guru) sudah pernah bertindak belajar itu sendiri.
Proses
pembelajaran melalui pendekatan pemecahan masalah di dalam kelas harus
mengutamakan pada pamahaman siswa dengan cara memperkaya, memperdalam,
dan memperluas siswa dalam pemecahan masalah. Karena pendekatan
pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal-soal matematika dapat melatih
kemampuan siswa. Pendekatan pemecahan masalah tidak dirancang untuk
membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.
Peran guru dalam pembelajaran ini hanya sebagai fasilitator artinya guru
hanya memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa.
Soal
atau persoalan bagi anak yang satu merupakan pemecahan masalah
sedangkan bagi yang lain tidak, maka menjadi tugas guru untuk menyeleksi
atau membuat soal-soal yang merupakan soal pemecahan masalah.
Pemecahan
masalah dalam pembelajaran matematika merupakan inti dalam pembelajaran
matematika khususnya dalam memotivasi siswa. Sebagai mana dikemukakan
oleh Mayer (dalam Edi, 2005). Bahwa National Council of Teacher of
mathematics telah merekomendasikan bahwa pemecahan masalah merupakan
fokus dari pelajaran matematika disekolah. Sedangakan Muncarno (dalam
Edi, 2005). Menyatakan pembelajaran matematika yang dilaksanakan dengan
langkah-langakah pemecahan masalah kepada siswa cenderung dapat
memotivasi siswa dalam belajar. hal ini diperkuat oleh Russefendi (1980:
222).
Mengemukakan bahwa salah satu sebab siswa perlu dilatih
menyelesaikan persoalan yang berupa pemecahan masalah adalah agar dapat
menimbulkan keingin tahuan dan adanya motivasi serta menumbuhkan sifat
kreatif.
pembelajaran pemecahan masalah akan menjadi hal yang
sangat menentukan juga keberhasilan pendidikan matematika, sehingga
pengintegrasian pemecahan masalah selama proses pembelajaran berlangsung
hendaknya menjadi suatu keharusan. Siswa tidak akan tertarik untuk
belajar memecahkan masalah jika ia tidak tertantang untuk
mengerjakannya. Hal ini menunjukan pentingnya tantangan serta konteks
yang ada pada suatu masalah untuk memotivasi para siswa. Para siswa akan
berusaha dengan sekuat tenaga untuk memecahkan suatu masalah yang
diberikan gurunya jika mereka menerima tantangan yang ada pada masalah
tersebut.
Pembelajaran pemecahan masalah atau belajar memecahkan
masalah dijelaskan Cooney et al (dalam Fadjar) sebagai berikut : … the
action by which a teacher encourages students to accept a challenging
question and guides them in their resolution”. Hal ini menunjukan bahwa
pembelajaran pemecahan masalah adalah suatu tindakan (action) yang
dilakukan guru agar para siswanya termotivasi untuk menerima tantangan
yang ada pada pertanyaan (soal) dan mengarahkan para siswa dalam proses
pemecahannya.
Menggunakan pendekatan pembelajaran
matematik, masalah dapat diberikan di awal kegiatan sebagai tantangan
bagi para siswa. Dengan masalah ini, para siswa diberi kesempatan untuk
mengeksplorasi atau menyelidiki, tentunya dengan pertanyaan-pertanyaan
dari guru atau pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari para siswa sendiri
dalam bentuk pemecahan masalah, sehingga teorema, rumus, dalil,
pengertian maupun konsep baru dapat dimunculkan dari masalah yang
dikemukakan pada awal kegiatan ini. Dengan cara ini, para siswa dilatih
dan dibiasakan untuk belajar memecahkan masalah selama proses
pembelajaran di kelas sedang berlangsung sedemikian sehingga pemahaman
suatu konsep atau pengetahuan haruslah dibangun sendiri (dikontruksi)
oleh siswa (pembelajar).
Posting Komentar