Home » , » PENDAHULUAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERBASIS LESSON STUDY

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERBASIS LESSON STUDY

Written By Sutama on Kamis, 10 Januari 2013 | 00.57


Berikut saya berikan contoh pembuatan ringkasan dalam penulisan proposal penelitian tindakan matematika yang telah saya buat:

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN  MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERBASIS LESSON STUDY DI SD PASCA BENCANA ERUPSI MERAPI SELO BOYOLALI JAWA TENGAH
PENDAHULUAN

“Letusan Gunung Merapi yang terjadi sejak tanggal 26 Oktober 2010 dan mencapai puncaknya pada tanggal 5 November 2010 telah menjadi tragedi memilukan yang menyebabkan jatuhnya korban yang tidak ternilai besarnya. Bukan hanya korban harta benda tetapi juga korban nyawa. Hingga saat ini telah terdata ratusan rumah tinggal dan fasilitas umum (baik tempat ibadah, kantor pemerintahan dan bangunan sekolah) di wilayah lereng Merapi yang hancur atau rusak sehingga tidak dapat dipergunakan lagi. Erupsi Merapi juga membawa dampak buruk pada keberlanjutan pendidikan anak, khususnya anak-anak Sekolah Dasar (SD) di wilayah Selo Boyolali Jawa Tengah. Terkait dengan keberlanjutan pendidikan anak, muncul pertanyaan apakah kegiatan pembelajaran matematika pasca bencana erupsi merapi di SD wilayah Selo Boyolali Jawa Tengah efektif?  Sutama (2011: 28) mengatakan, pembelajaran matematika tidak efektif karena (1) guru kurang memahami secara baik dokumen Standar Isi, guru belum mampu mengembangkan silabus, guru kesulitan merumuskan indikator berdasarkan SK dan KD, dan guru kesulitan menjabarkan SK/KD menjadi materi pokok, (2) pembelajaran matematika cenderung text book oriented dan abstrak, serta kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga konsep-konsep akademik sulit dipahami, dan (3) guru dalam mengajar cenderung kurang memperhatikan kemampuan awal siswa, guru kurang melakukan pengajaran bermakna dan metode yang digunakan kurang bervariasi. 
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan  matematika; (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Bertolak dari pemikiran di atas dan dalam kondisi darurat, seyogyanya guru memfokuskan pada pengelolaan kelas dengan strategi yang sesuai kebutuhan, yaitu mengembangkan pembelajaran kontekstual berbasis lesson study. Pembelajaran kontekstual dapat merangsang wawasan anak dalam rangka merespon lingkungan (Johnson, 2009: 15). Lesson study merupakan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Susilo, dkk., 2009: vi). Hal ini sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP, 2006),  yakni siswa harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan menyenangkan.
Bagaimana realitasnya di lapangan? Ada kesan umum, kemampuan guru matematika dalam implementasi KTSP masih kurang memadai. Sebagian besar dari mereka masih berpredikat sebagai pelaksana KTSP dan bahkan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan lebih bersifat rutinitas. Guru belum siap menghadapi berbagai perubahan, akses pada materi mutakhir terbatas; wawasan dan keterampilan pembelajaran juga terbatas.  Pembelajaran yang mereka laksanakan kering dan tanpa makna.  Matematika yang disajikan kepada para siswa hanyalah kumpulan angka-angka dan rumus-rumus yang membosankan.  Para siswa tidak mengetahui untuk apa belajar matematika. Buku-buku teks atau materi ajar yang digunakan guru lepas sama sekali dari tujuan pembelajaran matematika seperti telah dinyatakan sebelumnya. Buku-buku dipenuhi oleh kumpulan prinsip dan soal-soal yang kebenarannya ditentukan oleh otoritas guru. Lebih menyedihkan lagi, buku-buku tersebut dijadikan guru sebagai sumber utama untuk penilaian hasil belajar.
Pertanyaan yang perlu segera diatasi yaitu: bagaimana cara meningkatkan kemampuan guru matematika SD pasca bencana erupsi merapi dalam pengembangan pembelajaran? Strategi pembelajaran mana yang sesuai untuk guru matematika SD pasca bencana erupsi merapi? Apakah pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika SD pasca bencana erupsi merapi, serta dapat mengoptimalkan implementasi KTSP mata pelajaran matematika SD pasca bencana erupsi merapi?
Secara umum, penelitian ini bertujuan menghasilkan suatu model pembelajaran yang mendukung prinsip KTSP dan meningkatkan kualitas pembelajaran matematika SD pasca bencana erupsi merapi. Secara khusus, tujuan penelitian dan pengembangan ini dirinci dalam tiga tahun.
1.    Tahun 1, Menyusun strategi pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study. Tujuan tahun 1 selanjutnya dirinci menjadi tiga.
a.    Mendeskripsikan strategi pembelajaran matematika yang dilaksanakan oleh guru SD pasca bencana erupsi merapi di Selo Boyolali Jawa Tengah;
b.    Mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung pembelajaran matematika yang dilaksanakan oleh guru SD pasca bencana erupsi merapi di Selo Boyolali Jawa Tengah; dan
c.    Mendeskripsikan strategi pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study untuk materi ajar aljabar, geometri, dan statistika SD.
2.    Tahun 2, Menyusun model pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study. Tujuan tahun 1 selanjutnya dirinci menjadi lima.
a.    Pengembangan materi ajar matematika kontekstual di SD pasca bencana erupsi merapi;
b.    Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran matematika kontekstual di SD pasca bencana erupsi merapi;
c.    Menyusun instrumen evaluasi pembelajaran matematika kontekstual di SD pasca bencana erupsi merapi;
d.    Menyusun bahan ajar matematika kontekstual di SD pasca bencana erupsi merapi; dan
e.    Menyusun model pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study untuk materi ajar aljabar, geometri, dan statistika SD. 
3.    Tahun 3, Menganalisis dan menguji efektivitas pembelajaran matematika kontekstual berbasis lesson study. Tujuan tahun 2 selanjutnya dirinci menjadi lima.
a.    Menganalisis dan mendeskripsikan peningkatan kualitas pembelajaran matematika kontekstual di SD pasca bencana erupsi merapi;
b.    Mendeskripsikan persepsi guru SD tentang pembelajaran yang dikembangkan;
c.    Menganalisis dan menguji kontribusi pelatihan pengembangan pembelajaran terhadap keterampilan mengajar bagi guru SD Selo Boyolali Jawa Tengah;
d.    Menganalisis dan menguji kontribusi pembelajaran yang dikembangkan terhadap hasil belajar matematika bagi siswa SD pasca bencana erupsi merapi; dan
e.    Mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung implementasi pembelajaran yang dikembangkan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai prinsip-prinsip dalam pengembangan bahan ajar dan model pembelajaran serta penerapannya. Selain itu, model yang telah dirancang dapat digunakan oleh institusi pendidikan sebagai bahan pijakan untuk meningkatkan kompetensi guru dan siswa secara lebih luas, dalam arti bukan hanya siswa matematika yang ditingkatkan hasil belajarnya tetapi hasil belajar di bidang lainnya.
Tataran teoritis, hasil penelitian dan pengembangan ini diharapkan bermanfaat mengembangkan prinsip-prinsip pengembangan materi ajar, pembelajaran, dan lembar kerja siswa  dan penerapan model pembelajaran dengan pendekatan aptitude treatment interaction berbasis portofolio. Hal ini semakin urgen bagi keperluan kajian teoritis manakala dikaitkan dengan masih minimnya bahan referensi yang membahas tentang model pengembangan materi ajar, model pembelajaran untuk peningkatan pemahaman konsep.  
Secara praktis, studi ini dapat dimanfaatkan lembaga pendidikan LPTK/sekolah maupun dosen/guru. Lembaga pendidikan LPTK/Sekolah dapat memanfaatkan hasil studi ini untuk pengembangan kompetensi para calon guru/para guru di bidang pembelajaran. Kompetensi dalam bidang pembelajaran merupakan kebutuhan yang mendesak, karena pembelajaran bermutu merupakan jantungnya pendidikan secara umum. Para dosen/guru dapat memanfaatkan model produk studi ini untuk penyelenggaraan layanan pembelajaran bagi peningkatan pemahaman konsep mahasiswa/siswa, dan desain modelnya dapat diaplikasikan untuk pengembangan desain model pembelajaran mata pelajaran lain lebih lanjut.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Sutama | P3TM
Copyright © 2011. Mathematics - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by NsiDesign
Proudly powered by Blogger

Selamat Datang

Selamat datang di "BLOG MATHEMATICS", saya harap anda senang berada diblog sederhana ini. dan berharap Anda sering datang kembali. Silahkan anda mencari hal-hal yang baru di blog saya iniSelengkapnya

Sepintas Tentang Saya :

Nama saya Sutama saya seorang dosen yang bertugas di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Social Stuff

Info